Sekolah Rakyat Butuh 60 Ribu Pengajar
yakangedu.com – Di tengah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, muncul tantangan besar yang tak bisa diabaikan: Sekolah Rakyat membutuhkan 60 ribu pengajar baru. Sebuah angka yang mencerminkan urgensi, namun belum mendapat solusi konkret.
Apa yang Terjadi?

Pada Senin (10/3/2025), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa kebutuhan guru di Sekolah Rakyat mencapai angka fantastis, 60 ribu orang. Sekolah Rakyat sendiri merupakan program inisiasi Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan memberikan pendidikan bagi siswa dari keluarga miskin hingga miskin ekstrem.
“Kebutuhannya sekitar 60 ribu guru,” ujar Mu’ti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Mengapa Kekurangan Guru Ini Terjadi?
Kurangnya tenaga pendidik di Sekolah Rakyat tidak terjadi secara tiba-tiba. Beberapa faktor utama yang berkontribusi dalam krisis ini antara lain:
- Distribusi Guru yang Tidak Merata: Banyak daerah kekurangan tenaga pengajar karena distribusi yang tidak seimbang.
- Kurangnya Perekrutan Baru: Hingga saat ini, belum ada skema konkret untuk menambah jumlah guru sesuai kebutuhan.
- Tantangan Kurikulum: Pemerintah tengah mempertimbangkan dua skema kurikulum, yakni kurikulum internasional Garuda dan kurikulum nasional yang berlaku saat ini.
Kemenag Justru Fokus ke PPG, Prioritas yang Dipertanyakan?

Di saat kebutuhan tenaga pendidik untuk Sekolah Rakyat mendesak, Kementerian Agama (Kemenag) justru menggelar Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan (Daljab). Program ini melibatkan lebih dari 70 ribu guru dari berbagai institusi pendidikan agama.
Dirjen Pendidikan Islam, Suyitno, menekankan bahwa program PPG tahun ini merupakan yang terbesar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan pemanfaatan Learning Management System (LMS) untuk pembelajaran daring. Namun, apakah ini langkah yang tepat di tengah krisis guru di Sekolah Rakyat?
Bagaimana Solusi Ke Depan?
Demi menjawab tantangan besar ini, beberapa langkah strategis perlu segera diambil:
- Rekrutmen Guru yang Masif – Pemerintah harus segera membuka peluang bagi tenaga pendidik baru.
- Distribusi Guru yang Merata – Menyusun strategi agar guru tidak hanya terkonsentrasi di kota-kota besar.
- Sinergi dengan Program PPG – Kemenag dan Kemendikbud perlu berkolaborasi agar lulusan PPG bisa diarahkan ke Sekolah Rakyat.
- Perbaikan Kurikulum – Memastikan kurikulum yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan siswa di Sekolah Rakyat.
Menatap Hari Esok dengan Harapan

Krisis guru ini bukan sekadar angka dalam laporan, tetapi masa depan pendidikan Indonesia yang dipertaruhkan. Semua pihak harus bahu-membahu mencari solusi agar tidak ada anak negeri yang tertinggal dalam mendapatkan hak pendidikan.
Seperti kata bijak, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia.” Kini saatnya bertindak, bukan sekadar menunggu! Bagaimana menurut Anda? Mari berdiskusi dan berkontribusi untuk pendidikan yang lebih baik! – (ye)**
source : berbagai sumber